MENJADI
SEORANG MUSLIM YANG KAYA
Berawal dari
sebuah do’a yang cukup fenomenal yaitu “ Rabbanaa aatina fiddunya hasanah,
wafil akhirati hasanah”; do’a tersebut merupakan do’a yang sering kita
panjatkan hampir setiap setelah melaksanakan sholat fardhlu bahkan hampir
setiap waktu kita mengharapkan suatu kehidupan yang sejahtera di Dunia dan di
Akhirat kelak.
Dari do’a
tersebut bermakna kita harus berusaha agar
hidup di dunia ini bahagia dan sejahtera, serta dapat membantu
mensejahterakan orang lain. Dapatkah kehidupan sejahtera dan bahagia bila hidup
dalam keadaan miskin? Tentu tidak. Dapatkah kita membayar zakat atau menunaikan
ibadah haji kalau dalam keadaan miskin? Tentu sulit untuk itu. Karena itu,
seharusnya umat islam selalu berusaha untuk menjadi orang kaya.
Selain itu,
dalam al-Qur’an (Q.S Ali Imran : 110) dinyatakan bahwa umat islam adalah
sebaik-baiknya umat manusia (khaira ummatin ukhrijat linnasi). Dapatkah menjadi
khaira ummah bila dalam keadaan miskin, tidak pandai dan terbelakang? Tentu
tidak.
Khaira ummah
dapat terwujud kalau umat islam berharta, berilmu, berpikiran maju dan sehat
jasmani rohani, sehingga dapat berguna dan memberi bantuan pada orang lain yang
masih dalam kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Karena itu umat Islam
harus selalu berusaha menjadi seorang muslim yang kaya, pandai dan maju. Usaha
menjadi seorang muslim yang kaya tidak usah menunggu nanti setelah dewasa.
Justru sejak masih remaja, seharusnya telah mulai belajar untuk berusaha.
Minimal bercita-cita untuk menjadi kaya agar hasanah fiddunya dan menjadi
khaira ummah.
Pada
umumnya, orang-orang yang sukses dalam berusaha, mereka sejak remaja telah
mulai belajar berusaha, waktu mudanya telah mulai berusaha, dan waktu dewasa
telah menjadi pengusaha. Nabi Muhammad saw juga demikian, sejak remaja telah
belajar berusaha, dan waktu muda sudah menjadi pengusaha. Untuk itu, para
remaja muslim harus rajin mempelajari buku-buku tentang entrepreneurship dan
keterampilan berusaha.
Namun
dikarenakan pemahaman yang kurang berimbang terhadap masalah rezeki, tidak
sedikit umat islam yang lebih berat kecenderungannya pada rizki yang dijaminkan
oleh Allah swt, bukan pada rizki yang digantungkan yang harus diraih dengan
cara usaha dan berkarya. Akibatnya mereka bersikap lemah, tidak memiliki
semangat dan daya saing untuk bekerja mencari rizki. Mereka cenderung untuk
lebih senang mengamalkan ajaran-ajaran tentang zuhud, qona’ah, faqir dan
tawakal; hal ini tidaklah salah justru sebagai pondasi bagi setiap muslim
sejati terutama bagi mereka yang siap melanjutkan langkahnya untuk menjemput
rizki yang Allah swt telah dijanjikan. Sebagai contoh seorang muslim yang
sedang berusaha dengan maksimal, ketika tidak sesuai dengan harapan , maka
pondasi tadi sangat berperan aktip dalam menghadapi kejadian tersebut. Lain
halnya dengan seorang yang berusaha tanpa pondasi keimanan yang kuat, maka
ketika usahanya tidak sesuai dengan harapan, maka akan menghalalkan segala
macam cara sebagai akibatnya.
Maka kita
sebagai muslim diharapkan untuk menjadi seorang muslim yang kaya yang siap
berjuang membela Agama dan saudara-saudara kita.
Semoga
artikel ini bisa menjadi insfirasi bagi setiap yang membacanya.
0 Response to "MENJADI SEORANG MUSLIM YANG KAYA"
Posting Komentar