MATERI KULIAH SUBUH KE 3
SKENARIO PERFILMAN MANUSIA ADALAH AL-QUR’ANUL KARIM
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله انز القران فى شهر رمضان وجعله هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان
والصلاة والسلام على سيدنا مخمد المبعوث الى كافة الانس والجان
وعلى اله واصحابه وسلاما دائمين على ممر الدهور والازمان (اما بعد)
وقال الله تعالى فى القران الكريم اعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم
ومن اعرض عن ذكر ي فان له معيشة ضنكا ونحشره يوم القيامة اعمى (سورة طه : 124 )
وقال النبي صلى الله عليه وسلم : نوروا بيوتكم بتلاوة القران
Ungkapan puja kepada sang pengatur alam semesta yang menjadi sutradara bagi dunia perfilm-an manusia dengan kitab yang mulia sebagai pedoman utama demi meraih piala citra Allah swt berupa Syurga dan keridla-an Allah swt;
Lantunan shalawat beserta salam yang selalu tercurah limpahkan kepada baginda alam sang komandan di medan perang yang tak pernah gentar walaupun musuh menghadang, hambatan menghadang serta rongrongan menerjang dari belakang; Beliau hadapi dengan tenang demi sebuah tujuan yakni kemenangan Islam yang gemilang. Baca pula 3 masa di bulan dilengkapi do'a khusus di bulan Ramadhan.
Hadirin yang berbahagia..!
Kehidupan manusia di dunia laksana panggung sandiwara, sedangkan dalam sebuah sandiwara tentunya ada yang dinamakan sutradara, skenario (naskah alur cerita perfilm-an), panggung serta penontonnya.
Sebelum kita membahas jauh lebih dalam tentang SKENARIO PERFILMAN MANUSIA ADALAH AL-QUR’ANUL KARIM, alangkah baiknya kita ketahui terlebih dahulu rangkaian perfilm-an mulai dari sang Sutradara, Skenario, Panggung, Tokoh (pemain) dan penontonnya. Itulah komponen dasar dalam sebuah perfilm-an. Lalu siapa yang dimaksud Sutradara dalam Skenario Perfilman Manusia Adalah Al-Qur’anul Karim ?? Dialah Allah swt yang mengatur seluruh rangkaian cerita kehidupan seorang manusia (makhlukNya) dengan mmberikan Skenario berupa Al-Qur’anul Karim untuk dipentaskan dalam sebuah panggung sandiwara yaitu hamparan dunia dengan tokoh (pemain) nya adalah manusia serta penontonnya adalah Malaikatil Muqarrabaiin.
Apabila seorang aktor ingin mendapatkan honor yang besar dari sang Sutradara, maka syaratanya hanya satu yaitu ikuti apa-apa yang telah di tuliskan dalam scenario. Begitu juga kita sebagai manusia sebagai actor dalam dunia perfilm-an di Dunia ini apabila kita meninginkan imbalan serta ridla dari sang Sutradara kita yag telah menciptakan dunia serta isinya, maka syaratnya ikuti segal hal yang telah dituliskan di dalam scenario yakni Al-Qur’anul Kariim. Apabila di dalam scenario kita dituntut untuk bersikap sabar, maka berperanlah sebaik mungkin menjadi seorang penyabar sejati, apabalia tuntutan scenario kita untuk berprilaku baik kepada sesama manusia, berbudi luhur kepada orang tua, mendidik anak-anak kita dengan mengajarkan sholat pada anak misalnya , saling menolong tanpa memandang ras dan suku, maka sebaiknya kita harus memerankan peran tersebut secara professional.
Apabila kita telah berperan sesuai dengan tuntutan scenario dan keinginan sang Sutradara, maka hasilnya kita akan mendapatkan bonus atau extra honor dan yang terpenting adalah kita akan mendapatkan keridloan Allah swt sang Sutradara alam semesta ini.
Namun apabila kita berperan tidak sesuai dengan tuntutan dari scenario sang SSutradara, maka sebagai konsekuensinya adalah pengurangan honor atau bahkan lebih parahnya lagi yaitu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal tersebut adalah bentuk hkuman/ sangsi dari Sutradara di dunia, namun hukuman yang akan diberikan kepad manusia yang tidak sesuai dengan tuntutan scenario Al-Qur’anul kariim adalah sebagaimana firman Allah swt di dalam al-Qur’an surah Thaha ayat 124 yang berbunyi :
ومن اعرض عن ذكر ي فان له معيشة ضنكا (سورة طه : 124 )
Artinya : “Barangsiapa yang berplaing dari pada mengingatku, yang di maksud adalah jauh dari membaca dan mengamalkan Al-Qur’an, maka Allah akan memberikan kesempitan di dalam kehidupannya”. (Q.S : Thaha :124)
Seorang pedagang bukannya mendapat keuntungan dari hasil dagangannya, melainkan kebangkrutan, seorang petani tidak mendapatkan hasil panen yang memuaskan, sehingga kerugian yang mereka dapatkan.
Lalu bagaimana jika kita mendapatkan seorang yang berpaling dari scenario Al-Qur’anul Kariim namun hartanya berlimpah, usahanya lancarjaya, depositonya dimana-mana, sahamnya pun tidak terhitung, mobilnya mewah, rumahnya megah namun hatinya gundah gelisah; itulah bukti sebagian dari معيشة ضنكا.
Skenario Perfilman Manusia Adalah Al-Qur’anul Karim kita aplikasikan dalam menjaga sholat terlebih dahulu, karena pada dasarnya kita belajar al-Qur'an adalah untuk menjaga sholat kita agar syah secara hukum fiqih yaitu dengan melaksanakan seluruh rangkaian rukun sholat; dan diantara rukun sholat tersebut adalah membaca fatihah dalam sholat.
Sebagai pengingat, sebelum kita membaca alqur'an diwajibkan untuk bersuci terlebih dahulu baik dari hadats besar maupun hadats kecil dan alangkah baiknya dilanjutkan dengan melaksanakan sholat sunnah syukrul wudlu terlebih dahulu.
Demikian Materi Kuliah Subuh Ke 3 Skenario Perfilman Manusia Adalah Al-Qur’anul Karim yang dapat saya sampaikan, semoga bisa menambah khazanah keilmuan kita dan menjadi motivasi ibadah kita terutama di Bulan suci Ramadhan, amiin.
Jika sahabat sekalian merasa tulisan ini bermanfaat, silahkan share sebanyak-banyaknya
Terima kasih
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
0 Response to "MAteri Kuliah Subuh Ke III"
Posting Komentar